Kamis, 25 Desember 2008

Disodomi suami di depan Istrinya (pengalaman pertamaku)

Ini adalah ceritaku pertama kali aku kos di jakarta kurang-lebih 10thn yll. Sebagai orang baru di jakarta aku numpang di rumah tanteku kurang lebih 2 bulan di bilangan Tanjung Duren, namun setelah bekerja dan mendapatkan gaji, aku lalu kos dekat kantorku di kuningan. Waktu itu aku kos di Setia Budi, yah karena sebagai junior klerk (admin) gajiku tidak seberapa maka akupun harus cari kos yang murah dan terjangkau, tentu saja yang tidak harus naik angkutan dan mengeluarkan biaya transport.

Beruntung aku mendapatkan kos yang murah sekali, tapi dengan konsekwensi kamarnya di loteng belakang di atas dapur, pintu keluar-masuk pun jadi satu dengan tuan rumah, sehingga harus pulang sebelum jam 10 malam, plus ini itu keterbatasan ala kos-kosan murah.
Kamar yang dikoskan ada 4, tidak seluruhnya terisi, sedangkan induk semangku sepasang kakek-nenek dengan satu anak perempuan mereka dan suaminya, sebut saja Yuli dan suaminya Jun, mereka adalah pasangan eksmud, kantor di Sudirman, bisnis sampingan pun jalan terus. Yuli adalah ibu muda tanpa anak, bila kita tidak mengenalnya maka Yuli si amoy cantik itu pasti kita anggap gadis lajang. Pembawaannya yang kalem tapi tetap ramah ke semua orang. Sedangkan Jun adalah sosok keturunan china, yang tampan, pipinya yang bulat, sedikit gendut, tentu saja putih dan sipit.

Di kos itu, tetanggaku hanya 2, 1 anak kuliah dan 1 orang kerja, orang yang kerja biasanya pulang lebih telat dibanding anak kuliah yang lebih banyak nongkrong di kos-kosan, satu saat ketika aku pulang kerja sore itu kira-kira jam 6, aku menaiki tangga, baru aku sampai di lantai atas, aku lihat tetanggaku anak kuliah itu sedang telungkup di ujung lantai loteng. Tentu saja itu membuatku heran. “Jay… “ sapaku, “Ngapain…” belum sempat kulanjutkan pertanyaanku, tapi Jay yang kaget buru-buru membalikkan badan, dan duduk dilantai sambil menutup bibirnya dengan telunjuk mengisyaratkan aku agar diam. Aku tersenyum, meski penasaran, tapi sebagai orang baru aku harus menjaga agar tetanggaku tidak merasa terganggu dengan keberadaanku, maka akupun dengan santai membuka konci dan memasuki kamarku. Setelah membuka baju kerja, akupun menyalakan TV, sebentar kemudian Jay sudah berdiri di pintu kamarku, “Eh mas… jangan bilang-bilang ya…”, jawabku heran: “Ada apa emang?”. Jay celingukan sebentar dan berbicara setengah berbisik: “Kalo kita telungkup di ujung loteng, kepala julurin kebewah, itu pas sama lubang kamar mandi bawah… Yuli suka mandi bareng suaminya… wih kadang mereka main di sambil mandi… seru loh… mau liat?... besuk deh di jam dan gelombang yang sama… “ aku cuma cengar-cengir mendengarnya, tapi sebenarnya aku penasaran juga.
Sore berikutnya akupun pulang jam 6, tetapi Jay masih di kamarnya, langsung saja alu menuju pintu kamar Jay, “ada nggak?” tanyaku. “Entar kayaknya, bentar lagi. Dan kami berduapun sama-sama “memonitor keadaan”, namun sampai jam 10, belum ada tontonan yang kami inginkan.

Beberapa hari berikutnya, aku sudah mulai melupakan cerita itu, sore itu aku pulang dan baring-baring dikamar, karena panas aku hanya pake celana dalam, dan bahkan tidak pakai kaos, tiba-tiba saja Jun sudah berdiri di pintu kamarku yang sedikit terbuka. “Wah gede juga punya lu?!” kata-kata Jun mengagetkanku. Kulihat matanya sedang menatap celana dalamku. “Ah engga lah… biaasa aja” jawabku, kemudian kami ngobrol sedikit tentang anak-anak kos tetanggaku yang tumben belum pada pulang sore itu, sampai akhirnya Juli memanggil Jun untuk turun. Dan Jun pun bergegas turun meninggalkanku sendirian di kamar atas. Ah jangan-jangan mereka akan ML di kamar mandi nih, pikirku. Maka setelah beberapa saat akupun segera memakai celana pendek dan bergegas ke ujung lantai loteng. Setelah bertelungkup dan menjulurkan kepalaku ke bawah maka pemandangan indahpun aku dapatkan. Pertama terlihat Juli yang sudah telanjang bulat, terlihat payudaranya yang mulus terlihat makin indah diguyur air dari shower, kuperhatikan tangannya, ternyata sebelah kanan sedang meraba-raba kontol Jun, dia sedang berusaha membangkitkan kejantanan suaminya, sedangkan sebelah tangan jun diarahkan ke selengkangan Juli sambil terus menikmati air hangat yang terpancar dari atas mereka. Beberapa saat kemudian Juli merendahkan badannya, dengan posisi berjongkok dia mulai memainkan kontol Jun dengan mulutnya, bahkan dengan santai tapi pasti kadang memainkan kulup Jun maju mundur, sehingga kontol yang tidak disunat itu terbuka dan tertutup demikian indahnya. Lalu Jun perlahan menarik bahu Juli ketas, mereka berciuman dengan pelan tapi santai. Lalu Jun ganti berjongkok dan membenamkan bibir dan lidahnya diselangkangan Juli. Ah… kejantananku mulai berdenyut-denyut menikmati pemandangan itu. Namun tiba-tiba mereka menghentikan adegan suami-istri itu, Jun terlihat mundur dan tidak dapat kulihat dari lubang angin, Sedangkan Juli mengambil sabun dan memainkan busa sabunnya ke tubuhnya yang putih mulus itu. Dadakupun berdetak kencang dan isi celanaku semakin membuatku kurang nyaman karena terjepit kolor, Aku bermaksud membalikkan badan dan mengatur posisi adik ku agar terasa nyaman dalam sangkarnya. Namun betapa kagetnya aku. Jun ada di belakangku masih dengan badan dan rambutnya yang basah, bahkan hanya memakai celana pendek dan terlihat masih horni. Plaakkk… tamparan tangannya mendarat di mukaku. “ Ampun Jun…, Sorry…” kataku tanpa melawan, Jun tidak melanjutkan pukulannya, hanya berguman: ”Jadi elu tuh yang selama ini suka ngintip!” sambil berbicara sambil satu tangannya menarik telingaku dengan keras, sehingga aku merasa kesakitan dan berusaha mengikuti kearah mana kupingku ditariknya. “Bukan Jun, gua baru kali ini aja, Sorry Jun…” namun Jun tetap menarik telingaku dan akupun mengikutinya “Ah… jangan banyak ngomong” kata sambil berjalan, sedang aku pasrah dalam keadaan terjewer mengikuti langkahnya menuruni tangga. Ternyata Jun berjalan menuju kamar mandi, membuka pintunya dan menghempaskanku ke lantai kamar mandi yang licin. Aku terjerembab dan mukaku terhenti percis di depan selangkangan Yuli. Maka Jun mendorong kepalaku hingga muka ku terbenam diselangkangan Juli yang basah , sebentar kucium aroma sabun yang wangi, namun setelah hidungku terbenam diantara bulu-bulu halus itu maka tercium sedikit bau wanita yang begitu merangsang, aku ingin menarik kepalaku mundur, namun tangan Jun menahannya. Kualihkan pandangan ku kearah Jun, kupikir dia akan menatapku dengan marah, namun yang kulihat justru Jun dan Juli yang sedang berciuman dengan santai tapi penuh napsu, kembali tangan Jun mendorongku mengisyaratkanku untuk berbuat sesuatu, maka tanpa dikomando lagi dengan cepat kuhisap itil yuli yang merah ranum itu, Yuli pun mengangkat sebelah kakinya dengan posisis seperti anjing yang sedang kencing, dan aku pun segara memainkan lidahku dimemek indah itu. Dengan sebelah tanganku kuraba celanaku, dan saat aku konsentrasi memanipulasi memek Yuli dengan bibir dan lidahku tiba-tiba saja Jun, menarik tanganku, diarahkannya ke kontolnya, maka pelan-pelan kumainkan kulup itu sehingga helm nya yang berwarna merah mengkilat itu terlihat indah keluar masuk kulupnya yang putih mulus, beberapa saat kemudian Jun mengarahkan kontolnya ke mukaku, dan segera saja dimasukkannya ke mulutku, sementara bibirnya masih bertaut dengan bibir istrinya. Maka tertapsa ku kulum kontol Jun, meski terpaksa, namun aku berusaha membuatnya merasa enak agar dia tidak marah lagi, beberapa lama kemudian… kontol Jun tiba-tiba saja menegang lebih keras dan dia bahkan menekannya dalam dalam hingga hlem nya menyentuh kerongkonganku dan… Crott crott… mani Jun langsung lari kearah kerongkonganku tanpa sempat kuludahkan. Setelah puas ejakulasi maka kembali diarahkannya mukaku ke memek Juli, Kembali kujilati memek Juli yang merah menggairahkan itu, dan ternyata diluar sepengetahuanku kontol Jun masih terangsang dengan begitu napsunya, maka aku yang sedang jongkok ditariknya pinggangku dan menjadikanku posisi nungging, untuk pertama kalinya aku disodomi, uhhh….. sakit sekali rasanya, hingga kontolku yang tadi keras horny kini menjadi lembek menahan sakit, aku berusaha melepaskan diri dari tusukan kontol Jun, namun justru itu membuatnya lebih bergairah lagi, sambil mendesis-ndesis keenakan jun terus memacu kontolnya keluar masuk lubang pantatku yang perawan, dia tidak perduli betapa sakit kurasakan, aku ingin berteriak, tapi aku kuatir orang-orang diluar kamar mandi menjadi curiga, maka kutegakkan saja badanku, menahan sakit. Juli mulai sadar kalo aku tidak menservisnya lagi, dia dengan tenang memegang kontolku yang lembek, pelan-pelan diransangnya, tapi karena aku masih menahan sakit maka tetap saja kontolku tak mau bangun. Kemudian dia jongkok dan digerakkannya kepalanya menuju selangkanganku, hups… dia mengulum kontolku, ada rasa nikmat di depan tetapi juga ada rasa nyeri di belakang, tetapi tetap saja kontolku tidak bisa keras, hanya setengah bangun, Jun makin lama makin beringas menyodomiku, begitu juga Juli, kontolku yang hanya setengah ngaceng tak menyurutkan napsunya untuk tetap mengulumnya, kadang di masukkannya seluruh batang kemaluanku di mulutnya. Uh… aku tidak tahu, nikmat atau sakit, kedua-duanya kurasakan saat itu sampai satu saat Jun mempercepat gerakan pinggulnya, dipeluknya aku kuat-kuat dengan satu tangannya, sementara tangannya yang lain memegahi pangkal kontolku yang ujungnya masih asik dipermainkan mulut Juli, makin lama makin cepat dan makin cepat, akupun tak tahan mendapat kan serangan itu, ku tolehkan kepalaku ke belakang, tiba-tiba saja Jun mencium bibirku dengan sepenuh napsunya, kami terus bergumul bertiga, aku tak tahan lagi, maka tanpa sempat memberitahukan kepada Juli yang masih sibuk mengulum kontolku akhirnya akupun mendapatkan ejakulasiku, cairan spermaku memenuhi mulut Juli, namun dia tetap menikmatinya, bahkan menelannya, sambil tetap sibuk mengulum kontolku yang sudah mulai terasa geli dan ngilu, tak lama kemudian Jun mencabut kemaluannya dari lubang pantatku, masih di bawah air mancur itu dia mengocok kontolnya dengan sabun, dan dibulasnya, terus dikocok dan dikocok, Julipun segera tanggap maka berpalinglah perhatiannya ke selangkangan Jun, lalu Appsss… kontol Jun yang putih itupun menghilang diantara bibir Juli, sesaat kemudian dia mengejangkan dia seluruh badannya, Juli kembali menyambut banjir sperma suaminya di dalam mulutnya, dan kembali dia menelan seluruh cairan kenikmatan itu. Beberapa saat kemudia aku baru tersadar kalu sedari tadi aku menyandarkan tubuhku di tembok kamar mandi menatapi pasangan suami istri itu, mereka bergegas mengeringkan badan dengan handuk nya tetapi aku tetap saja bengong, sampai akhirnya, Jun melemparkan handukya ke dadaku, aku terkaget, kulihat wajah Jun seperti seorang yang masih kesal. Sambil membuka pintu kamar mandi satu tangannya menuding ke-arah ku “Awas lu kalo berani ngitip lagi…” mereka berdua keluar kamar mandi, dan tinggal aku sendirian dengan handuk Jun, aku lilitkan handuk itu dipinggangku, aku keluar kamar mandi dan buru-buru menuju kamarku. Lalu aku berbaring diatas ranjangku, masih ada sedikit rasa ngilu di pantatku, dan rasanya seperti ada yang mengganjal, seakan-akan kontol Jun tertinggal mengganjal lubang pantatku.