Kamis, 25 Desember 2008

Disodomi suami di depan Istrinya (pengalaman pertamaku)

Ini adalah ceritaku pertama kali aku kos di jakarta kurang-lebih 10thn yll. Sebagai orang baru di jakarta aku numpang di rumah tanteku kurang lebih 2 bulan di bilangan Tanjung Duren, namun setelah bekerja dan mendapatkan gaji, aku lalu kos dekat kantorku di kuningan. Waktu itu aku kos di Setia Budi, yah karena sebagai junior klerk (admin) gajiku tidak seberapa maka akupun harus cari kos yang murah dan terjangkau, tentu saja yang tidak harus naik angkutan dan mengeluarkan biaya transport.

Beruntung aku mendapatkan kos yang murah sekali, tapi dengan konsekwensi kamarnya di loteng belakang di atas dapur, pintu keluar-masuk pun jadi satu dengan tuan rumah, sehingga harus pulang sebelum jam 10 malam, plus ini itu keterbatasan ala kos-kosan murah.
Kamar yang dikoskan ada 4, tidak seluruhnya terisi, sedangkan induk semangku sepasang kakek-nenek dengan satu anak perempuan mereka dan suaminya, sebut saja Yuli dan suaminya Jun, mereka adalah pasangan eksmud, kantor di Sudirman, bisnis sampingan pun jalan terus. Yuli adalah ibu muda tanpa anak, bila kita tidak mengenalnya maka Yuli si amoy cantik itu pasti kita anggap gadis lajang. Pembawaannya yang kalem tapi tetap ramah ke semua orang. Sedangkan Jun adalah sosok keturunan china, yang tampan, pipinya yang bulat, sedikit gendut, tentu saja putih dan sipit.

Di kos itu, tetanggaku hanya 2, 1 anak kuliah dan 1 orang kerja, orang yang kerja biasanya pulang lebih telat dibanding anak kuliah yang lebih banyak nongkrong di kos-kosan, satu saat ketika aku pulang kerja sore itu kira-kira jam 6, aku menaiki tangga, baru aku sampai di lantai atas, aku lihat tetanggaku anak kuliah itu sedang telungkup di ujung lantai loteng. Tentu saja itu membuatku heran. “Jay… “ sapaku, “Ngapain…” belum sempat kulanjutkan pertanyaanku, tapi Jay yang kaget buru-buru membalikkan badan, dan duduk dilantai sambil menutup bibirnya dengan telunjuk mengisyaratkan aku agar diam. Aku tersenyum, meski penasaran, tapi sebagai orang baru aku harus menjaga agar tetanggaku tidak merasa terganggu dengan keberadaanku, maka akupun dengan santai membuka konci dan memasuki kamarku. Setelah membuka baju kerja, akupun menyalakan TV, sebentar kemudian Jay sudah berdiri di pintu kamarku, “Eh mas… jangan bilang-bilang ya…”, jawabku heran: “Ada apa emang?”. Jay celingukan sebentar dan berbicara setengah berbisik: “Kalo kita telungkup di ujung loteng, kepala julurin kebewah, itu pas sama lubang kamar mandi bawah… Yuli suka mandi bareng suaminya… wih kadang mereka main di sambil mandi… seru loh… mau liat?... besuk deh di jam dan gelombang yang sama… “ aku cuma cengar-cengir mendengarnya, tapi sebenarnya aku penasaran juga.
Sore berikutnya akupun pulang jam 6, tetapi Jay masih di kamarnya, langsung saja alu menuju pintu kamar Jay, “ada nggak?” tanyaku. “Entar kayaknya, bentar lagi. Dan kami berduapun sama-sama “memonitor keadaan”, namun sampai jam 10, belum ada tontonan yang kami inginkan.

Beberapa hari berikutnya, aku sudah mulai melupakan cerita itu, sore itu aku pulang dan baring-baring dikamar, karena panas aku hanya pake celana dalam, dan bahkan tidak pakai kaos, tiba-tiba saja Jun sudah berdiri di pintu kamarku yang sedikit terbuka. “Wah gede juga punya lu?!” kata-kata Jun mengagetkanku. Kulihat matanya sedang menatap celana dalamku. “Ah engga lah… biaasa aja” jawabku, kemudian kami ngobrol sedikit tentang anak-anak kos tetanggaku yang tumben belum pada pulang sore itu, sampai akhirnya Juli memanggil Jun untuk turun. Dan Jun pun bergegas turun meninggalkanku sendirian di kamar atas. Ah jangan-jangan mereka akan ML di kamar mandi nih, pikirku. Maka setelah beberapa saat akupun segera memakai celana pendek dan bergegas ke ujung lantai loteng. Setelah bertelungkup dan menjulurkan kepalaku ke bawah maka pemandangan indahpun aku dapatkan. Pertama terlihat Juli yang sudah telanjang bulat, terlihat payudaranya yang mulus terlihat makin indah diguyur air dari shower, kuperhatikan tangannya, ternyata sebelah kanan sedang meraba-raba kontol Jun, dia sedang berusaha membangkitkan kejantanan suaminya, sedangkan sebelah tangan jun diarahkan ke selengkangan Juli sambil terus menikmati air hangat yang terpancar dari atas mereka. Beberapa saat kemudian Juli merendahkan badannya, dengan posisi berjongkok dia mulai memainkan kontol Jun dengan mulutnya, bahkan dengan santai tapi pasti kadang memainkan kulup Jun maju mundur, sehingga kontol yang tidak disunat itu terbuka dan tertutup demikian indahnya. Lalu Jun perlahan menarik bahu Juli ketas, mereka berciuman dengan pelan tapi santai. Lalu Jun ganti berjongkok dan membenamkan bibir dan lidahnya diselangkangan Juli. Ah… kejantananku mulai berdenyut-denyut menikmati pemandangan itu. Namun tiba-tiba mereka menghentikan adegan suami-istri itu, Jun terlihat mundur dan tidak dapat kulihat dari lubang angin, Sedangkan Juli mengambil sabun dan memainkan busa sabunnya ke tubuhnya yang putih mulus itu. Dadakupun berdetak kencang dan isi celanaku semakin membuatku kurang nyaman karena terjepit kolor, Aku bermaksud membalikkan badan dan mengatur posisi adik ku agar terasa nyaman dalam sangkarnya. Namun betapa kagetnya aku. Jun ada di belakangku masih dengan badan dan rambutnya yang basah, bahkan hanya memakai celana pendek dan terlihat masih horni. Plaakkk… tamparan tangannya mendarat di mukaku. “ Ampun Jun…, Sorry…” kataku tanpa melawan, Jun tidak melanjutkan pukulannya, hanya berguman: ”Jadi elu tuh yang selama ini suka ngintip!” sambil berbicara sambil satu tangannya menarik telingaku dengan keras, sehingga aku merasa kesakitan dan berusaha mengikuti kearah mana kupingku ditariknya. “Bukan Jun, gua baru kali ini aja, Sorry Jun…” namun Jun tetap menarik telingaku dan akupun mengikutinya “Ah… jangan banyak ngomong” kata sambil berjalan, sedang aku pasrah dalam keadaan terjewer mengikuti langkahnya menuruni tangga. Ternyata Jun berjalan menuju kamar mandi, membuka pintunya dan menghempaskanku ke lantai kamar mandi yang licin. Aku terjerembab dan mukaku terhenti percis di depan selangkangan Yuli. Maka Jun mendorong kepalaku hingga muka ku terbenam diselangkangan Juli yang basah , sebentar kucium aroma sabun yang wangi, namun setelah hidungku terbenam diantara bulu-bulu halus itu maka tercium sedikit bau wanita yang begitu merangsang, aku ingin menarik kepalaku mundur, namun tangan Jun menahannya. Kualihkan pandangan ku kearah Jun, kupikir dia akan menatapku dengan marah, namun yang kulihat justru Jun dan Juli yang sedang berciuman dengan santai tapi penuh napsu, kembali tangan Jun mendorongku mengisyaratkanku untuk berbuat sesuatu, maka tanpa dikomando lagi dengan cepat kuhisap itil yuli yang merah ranum itu, Yuli pun mengangkat sebelah kakinya dengan posisis seperti anjing yang sedang kencing, dan aku pun segara memainkan lidahku dimemek indah itu. Dengan sebelah tanganku kuraba celanaku, dan saat aku konsentrasi memanipulasi memek Yuli dengan bibir dan lidahku tiba-tiba saja Jun, menarik tanganku, diarahkannya ke kontolnya, maka pelan-pelan kumainkan kulup itu sehingga helm nya yang berwarna merah mengkilat itu terlihat indah keluar masuk kulupnya yang putih mulus, beberapa saat kemudian Jun mengarahkan kontolnya ke mukaku, dan segera saja dimasukkannya ke mulutku, sementara bibirnya masih bertaut dengan bibir istrinya. Maka tertapsa ku kulum kontol Jun, meski terpaksa, namun aku berusaha membuatnya merasa enak agar dia tidak marah lagi, beberapa lama kemudian… kontol Jun tiba-tiba saja menegang lebih keras dan dia bahkan menekannya dalam dalam hingga hlem nya menyentuh kerongkonganku dan… Crott crott… mani Jun langsung lari kearah kerongkonganku tanpa sempat kuludahkan. Setelah puas ejakulasi maka kembali diarahkannya mukaku ke memek Juli, Kembali kujilati memek Juli yang merah menggairahkan itu, dan ternyata diluar sepengetahuanku kontol Jun masih terangsang dengan begitu napsunya, maka aku yang sedang jongkok ditariknya pinggangku dan menjadikanku posisi nungging, untuk pertama kalinya aku disodomi, uhhh….. sakit sekali rasanya, hingga kontolku yang tadi keras horny kini menjadi lembek menahan sakit, aku berusaha melepaskan diri dari tusukan kontol Jun, namun justru itu membuatnya lebih bergairah lagi, sambil mendesis-ndesis keenakan jun terus memacu kontolnya keluar masuk lubang pantatku yang perawan, dia tidak perduli betapa sakit kurasakan, aku ingin berteriak, tapi aku kuatir orang-orang diluar kamar mandi menjadi curiga, maka kutegakkan saja badanku, menahan sakit. Juli mulai sadar kalo aku tidak menservisnya lagi, dia dengan tenang memegang kontolku yang lembek, pelan-pelan diransangnya, tapi karena aku masih menahan sakit maka tetap saja kontolku tak mau bangun. Kemudian dia jongkok dan digerakkannya kepalanya menuju selangkanganku, hups… dia mengulum kontolku, ada rasa nikmat di depan tetapi juga ada rasa nyeri di belakang, tetapi tetap saja kontolku tidak bisa keras, hanya setengah bangun, Jun makin lama makin beringas menyodomiku, begitu juga Juli, kontolku yang hanya setengah ngaceng tak menyurutkan napsunya untuk tetap mengulumnya, kadang di masukkannya seluruh batang kemaluanku di mulutnya. Uh… aku tidak tahu, nikmat atau sakit, kedua-duanya kurasakan saat itu sampai satu saat Jun mempercepat gerakan pinggulnya, dipeluknya aku kuat-kuat dengan satu tangannya, sementara tangannya yang lain memegahi pangkal kontolku yang ujungnya masih asik dipermainkan mulut Juli, makin lama makin cepat dan makin cepat, akupun tak tahan mendapat kan serangan itu, ku tolehkan kepalaku ke belakang, tiba-tiba saja Jun mencium bibirku dengan sepenuh napsunya, kami terus bergumul bertiga, aku tak tahan lagi, maka tanpa sempat memberitahukan kepada Juli yang masih sibuk mengulum kontolku akhirnya akupun mendapatkan ejakulasiku, cairan spermaku memenuhi mulut Juli, namun dia tetap menikmatinya, bahkan menelannya, sambil tetap sibuk mengulum kontolku yang sudah mulai terasa geli dan ngilu, tak lama kemudian Jun mencabut kemaluannya dari lubang pantatku, masih di bawah air mancur itu dia mengocok kontolnya dengan sabun, dan dibulasnya, terus dikocok dan dikocok, Julipun segera tanggap maka berpalinglah perhatiannya ke selangkangan Jun, lalu Appsss… kontol Jun yang putih itupun menghilang diantara bibir Juli, sesaat kemudian dia mengejangkan dia seluruh badannya, Juli kembali menyambut banjir sperma suaminya di dalam mulutnya, dan kembali dia menelan seluruh cairan kenikmatan itu. Beberapa saat kemudia aku baru tersadar kalu sedari tadi aku menyandarkan tubuhku di tembok kamar mandi menatapi pasangan suami istri itu, mereka bergegas mengeringkan badan dengan handuk nya tetapi aku tetap saja bengong, sampai akhirnya, Jun melemparkan handukya ke dadaku, aku terkaget, kulihat wajah Jun seperti seorang yang masih kesal. Sambil membuka pintu kamar mandi satu tangannya menuding ke-arah ku “Awas lu kalo berani ngitip lagi…” mereka berdua keluar kamar mandi, dan tinggal aku sendirian dengan handuk Jun, aku lilitkan handuk itu dipinggangku, aku keluar kamar mandi dan buru-buru menuju kamarku. Lalu aku berbaring diatas ranjangku, masih ada sedikit rasa ngilu di pantatku, dan rasanya seperti ada yang mengganjal, seakan-akan kontol Jun tertinggal mengganjal lubang pantatku.

Kamis, 18 Desember 2008

Aku, Linda dan Bossku yang Ganteng

Kini aku bekerja sebagai seorang database developer disalah satu perusahaan survey di jakarta, aku baru beberapa bulan dikantor itu. Sebagai bujangan asal Surabaya 33thn aku bukanlah seorang pria ganteng, tapi juga tidak bisa dibilang jelek, setidaknya itu kata bos baruku. Bossku seorang keturunan china, yang kurang lebih setinggi aku, 170an lah, tapi dia gendut dan putih, menurutku dia sangat ganteng, dengan pipinya yang tembem, matanya yang sipit dan kulitnya yang putih, tampangnya sepintas seperti prayogo pangestu waktu muda. Umurnyapun tak beda jauh denganku. Satu saat kami berbincang-bincang di smoking room bersama, kebetulan sedang tidak ada teman-teman yang lain. “Rey…” kata dia memanggilku,
“Ya pak”
“Kalo nggak salah umur kamu udah 33 ya…”
“Iya pak”
“Kok belum kawin juga?”
“Kawin sudah pak, nikahnya yang belum” jawabku sambil bercanda
“Dasar kamu…, pacar punya ngga?”
“Baru putus pak bulan lalu… Lagian saya ngga buru-buru kok, kerja saya masih belum tetap, pindah-pindah terus….”
Dia menghela asap rokoknya, kemudian “Ya, boleh juga sih kamu ada alasan, tapi satu saat toh kamu harus pikirin nikah juga”
“Iya pak,” jawabku sekenanya.
“Kapan-kapan kita karaoke bareng yuk…. Kita berdua aja ntar kita cari teman diluar“
“Ya pak, tapi saya ngga bisa nyanyi…”
“Ah, fals-fals dikit nggapapalah… kan bukan indonesia idol” katanya sambil mematikan rokoknya dan berangsur pergi, tapi baru dua langkah dia berhenti dan kembali berkata…. “Bener lho… kapan-kapan kita jalan sama teman-teman saya”
“Iya pak…”
Kemudian dia kembali menuju lift dan perhatiannya pun beralih ke handphonenya.

Memang aku sering mencuri pandang terhadap bosku ini, masih muda belum 40, tapi sudah ada usaha sendiri, keluarga bahagia, dua anak lucu-lucu, istri cantik, wah kehidupannya adalah impian setiap laki-laki.
Lebih dari itu aku suka perhatikan betapa tampannya boss ku dengan badan gendutnya, kulit putih dan mata sipitnya, rambut lurus yang selalu dicukur pendek layaknya eksekutif muda. Ah andai saja aku seperti dia… itulah yang sering terpikir olehku.

Beberapa hari kemudian, telp dimeja kerjaku berdering…
“Halo…”
Ah itu suara bossku, akupun segera mengenalinya.
“Iya pak…”
“Pulang kerja kamu mau kemana?”
“Nggak kemana-mana pak, paling-paling pulang, masih harus belajar programming dan surfing sebentar”
“Jadi ikut karaoke kan?”
Aduh, mampus aku, aku benar-benar ngga bisa nyanyi, dan pasti aku akan malu-malu disuruh nyanyi di depan umum apalagi ada teman-teman boss dari luar kantor.
“Emmmm…”
Jawabku, sambil sibuk mencari alasan, tapi bossku segera berkata..
“Iya ajalah, nanti kamu temani aku, kebetulan aku ngga pinter nyetir, sopir istriku lagi urusin anak-anak jadi, nanti ke karaoke kamu yang nyetir ya?”
Ah… ada permintaan lain ternyata, jadi aku susah untuk mengatakan tidak.
“Heh… susah amat diajak seneng-seneng, kamu jagan serius terus dong, mukamu udah lebih tua dari umurmu tuh… “
Akhirnya aku meng-iya-kan.

Maka sore itu kami keluar kantor berdua, dan benar seperti yang dia bilang tadi dia menyerahkan kunci mobilnya kepadaku ketika kami sampai didekat mobil dimana mobil bossku diparkir.
Kamipun meluncur menuju Kelapa Gading. Namun ketika sampai di daerah Thamrin, bosku memintaku untuk membelokkan mobil ke sebuah gedung, “Ada apa pak?” tanyaku. “Temen… yang kemarin saya bilang, mereka jadi ikut katanya” Ketika sampai di lobby kantor itu, ternyata sudah ada dua gadis keturunan china, dua-duanya cantik, yang satu cenderung montok, umurnya kira-kira 28-30.
“Hai… “ Kata mereka ketika memasuki mobil.
“Halo… “ jawab kami.
Bossku segera mengenalkanku.
“Eh ini Rey, staff baru dikantorku…”
“Halo … I’m rey” kataku, sambil menyalami mereka.
Yang langsing namanya Merry, sedang yang montok namanya Linda.
“Ganteng ngga Lin?” Kata bossku sambil menoleh kearah Linda yang ada dibelakangnya.
“Ahh.. masa nanya gitu ada orangnya, kan gak enak …”, jawaban Linda kami susul dengan tawa bersama, Bossku yang disebelahku beralih memandangku:
”Rey katanya kamu suka cewek montok, tuh ada Linda, cocok ngga?”, kami semua yang mendengarnya hanya tersenyum-senyum, aku agak grogi, jadi aku cepat-cepat menjawab
“Saya sih mau pak, Iya kalo Lindanya mau…..”
dan tiba-tiba Merry menjawab:
“Dia suka yang item manis kok… selera dia emang gitu, katanya lebih… “, dan Lindapun membungkam mulut Merry dengan tangannya, kami semua tertawa.

Sesampainya di Kelapa Gading, kami memasuki sebuah Karaoke, Merry ternyata sudah memesan VIP Room, kamipun diantar oleh waiters menuju ruang yang telah dipesan, diruang itu ternyata ada dua Sofa, yang masing-masing sofa lebarnya cukup untuk 3 orang.
Kami pun duduk dan memesan makan dan minum, dengan pesan, saya mau minumnya cepat diantar. “Grogi bener ya?” kata bossku sambil menggoda.
“Iya boss” kataku sambil tertawa kecil.
“Makanya kamu harus yang pertama nyanyi biar ngga grogi lagi”
Ya sudahlah.. benar mungkin kata bossku, biarpun suaraku fals kupaksa saja menyanyikan 2 lagu, paling-paling mereka papok, pikirku, eh ternyata mereka malah sambil tertawa-tawa, dan satu mic lagi merka perebutkan bertiga. Setelah dua lagu makananpun datang, aku segera mengangkatnya piring burger kepangkuanku agar tidak didaulat untuk bernyanyi lagi.
“Yah laper dia” kata boss ku, “Laper apa biar ngga disuruh nyanyi lagi…” kata Linda menggodaku. “Dua-duanya.. “ jawabku sambil tersenyum-senyum mereka pun tertawa dan bernyanyi bergiliran.

Aku dapat Giliran nyanyi lagi setelah selesai makan burger, wah apes – pikirku. Akupun bernyanyi lagi kali ini Linda menemaniku lagi dengan satu mic yang lain, pandanganku terarah ke monitor dimana teks lagu berjalan, sesekali aku menoleh kearah bossku, tapi betapa jengahnya aku, di keremangan itu aku masih bisa melihat dengan jelas, bossku sedang memasukkan kedua tangannya kedalam bh Merry, Merry pun menikmatinya, sambil menciumi bibir bossku, dia membuka retsleting celana bossku, meskipun ditutupi dengan kemeja, tapi aku bisa melihat, bayangan kontol bosku yang ngaceng dikocok oleh Merry, Kini tangan bossku yang satu lagi berpindah ke selangkangan Merry, tak lama kemudian Merry pun menundukkan kepalanya kearah retsleting yang sudah terbuka, dan gerakan kepalanya yang naik turun menandakan dia sedang menikmati mengisap kontol bossku. Aku berusaha konsentreasi bernyanyi, mungkin juga suaraku semakin sumbang, tapi aku tidak tahu harus berbuat apa. Sampai satu ketika, dari tempat duduknya, aku melihat Bossku mengejangkan badannya. Dia mencapai klimaks. Setelah itu merry pun kembali kepada posisi duduknya mengambil minum, dan menyalakan rokok, mereka berdua berbincang-bincang entah apa, namun kelihatan ada keintiman dan romantisme diantara mereka. Tak lama setelah itu merekapun bernyanyi bersama kami. Kemudian bossku berpindah duduk disamping Linda yang sedari tadi satu sofa denganku, tanpa kusadari dia mengambil mic dari tangan Linda dan kemudian memberikannya kepada Merry, kami tetap bernyanyi bersama, tapi bossku mengambil tangan Linda dan ditempelkannya tangannya ke selangkangan ku, Kontolkupun berdenyut, Linda dan Bossku tertawa, aku menoleh ke mereka, tidak tahu harus berbuat apa, akupun tersenyum saja. Linda menarik tangannya dan kembali bossku menariknya dan kembali ditemelkannya ke kontolku, kali ini lebih erat lagi, seakan-akan Linda menggenggam kontolku. Akupun tertawa dan tidak bisa bernyanyi lagi. Lagu masih mengalun, dan sisanya dilanjutkan oleh Merry dan Linda. “Sorry aku ke restroom bentar” kataku, sambil berdiri meninggalkan mereka. Setelah mendapatkan restroom akupun melegakan diriku yang sedari tadi menahan pipis, ditambah lagi horny berat melihat live show yang dilakukan Bossku dan Merry. Aku tak memperhatikan apa-apa lagi, dan tiba-tiba “Bener kata Linda, lu punya ngga gede, tapi panjang”, aku menoleh kearah suara tadi, Bossku sedang menatap wajahku sambil nyengir. “Eh kaget gua” kataku refleks. Kamipun tertawa berdua.
Acara karaoke bersama itupun segera berakhir, Linda dan Merry pulang naik taxi, sedangkan Bossku memilih melewati jalurku pulang, setelah dekat rumah kosku, akupun turun dan Bossku pulang menyetir sendirian.

Setelah kejadian itu akupun jadi makin akrab dengan Bossku, saat merokok atau sedang bercanda kami jadi seperti teman, namun aku tetap harus menaruh hormat kepada Bossku. Bagaimanapun juga aku juga harus tetap menjaga semuanya.

Dua minggu setelah karaoke itu Bossku kembali memintaku menemaninya untuk karaoke. Tapi sewaktu kami menjemput Linda dan Merry ternyata Merry mendadak sakit, jadi hanya Linda yang ikut.
Dan seperti yang kemarin, di ruang VIP yang remang-remang itu aku diminta menampilkan suara fals ku terlebih dulu, disela-sela laguku, Bossku bergerilya di seluruh daerah rangsangan Linda. Linda yang duduk ditengah kami berdua sebenarnya menikmatinya, tapi dia jadi canggung atau malu melihatku yang juga belum bisa menyesuaikan diri. Ah aku makin malas bernyanyi… maka melihat mereka melakukan gerakan-gerakan perangsangan yang erotis itu akupun segera meletakkan mic ku, dan ku dekatkan wajahku ke arah Linda, dia menatapku, kupandang matanya dan aku mengangguk pelan. Tangan kiriku kuarahkankan kebokongnya yang montok. Tangan kananku menuju perutnya merayap ke atas, kuraba pelan payudara kanannya, sementara payudara kirinya sudah ada tangan Bossku disana, dia melenguh pelan, lalu kuciumi bibirnya, Bosskupun mendekatkan mukanya kearah kami, Kemudian Linda melepaskan ciumanku, dan beralih menciumi Bossku, mulutku nganggur, maka sekarang giliranku melepaskan BH nya dan ku kenyot payudara kanannya perlahan, dia menggerakkan tubuhnya pertanda menikmati rangsanganku, Bossku kemudian menurunkan kepalanya kearah dada Linda dan diapun menikmati payudara kiri Linda, Tangan Kananku dan Kanan Bossku sama-sama meraba paha Linda, tapi tanganku sampai ke Memeknya terlebih dulu, kurangsang Memeknya. Dia kembali melenguh. Dan Pelan-pelan Linda membuka retsleting ku memegang Kontolku dan juga retleting bossku. Perlahan Bossku mengarahkan ciumankan tutun ke perut Linda kemudian turun terus dan menepis satu tanganku dari Memek Linda, dia menjilati Memek Linda dengan segenap Napsunya, sementara aku tang berciuman dan merangsang payudara Linda. Kemudian Bossku berhenti dan kembali ketas, mendekatkan kepanya kearah kepala kami yang sedang berumbu, Lindapun menciuminya lagi, tapi satu tangan bossku menekan kepalaku kearah mereka, kami ciuman bertiga , kadang-kadang dia malah mengalihkan ciumannya kearahku…. Eh nikmat juga ciuman boss ganteng ini, kami bertiga berciuman bergantian, dan kadang-kadang menautkan bibir kami bertiga menjadi satu. Saat aku sedang asik berciuman dengan Linda Bossku berdiri, kontolnya diarahkannya ke muka kami, aku dan Linda sama-sama memegang kontolnya yang seukuran punyaku, tapi Kontol Bossku lebih pendek dan tidak sunat, helmnya yang terbuka nampak merah dan ranum, ada sedikit bau, mungkin karena dia tidak sunat, tapi bukan bau pesing yang menjijikkan, tapi bau maskulin yang merangsang. Linda membuka mulutnya dan siap menghisap kontol bossku, tapi bossku menarik kantolnya sebelum menyentuh bibir Linda, dia mengarahkan kontolnya kemulutku dan Lheb… akupun menghisap kontol putih bening menggairahkan itu, Kuamainkan kontol lulupnya dengan lidah dan bibirku, dia keenakan, lalu dia menarik kepala Linda supaya berdiri, dan mereka pun berciuman, melihat memek Linda juga ada di depanku, akupun menjilati Memek indah itu, agak lama kurangsang, tapi tangan bossku mengarahkan kepalaku kearah kontolnya, dan akupun kembali mengisap kontol itu, sampai satu saat dia mempercepat gerakan pinggulnya sehingga kontolnya makin cepat maju-mundur di mulutku, dan tiba-tiba dia mengerang dan mengejangkan badannya… Crooooott…. Crot… crot, sperma kental bossku mengalir dimulutku, entah sengaja atau tidak akupun menelannya, kental gurih, sedikit asin, setelah semua spermanya keluar, dia menarik kepalaku ke atas dan dia menciumiku dengan napsunya. Kini tangan nya membimbing kepala Linda kebawah, dia mengisyaratkan Linda untuk kembali menghisap Kontol kami berdua, anehnya Kontol Bossku tak juga layu, tetap saja tegak dan juga tidak merasa ngilu saat Linda mengulumnya, meskipun ia baru saja ejakulasi. Setelah beberapa saat dia berangsur kearah dimana bajunya diletakkannya tadi, dia merogoh kantong saku celananya dan mengambil kondom, Dia pegang Kontolku, sementara aku masih meunggu penasaran, apalagi yanga akan dia lakukan berikutnya. Ahh… ternyata dia menyedot Kontolku sesaat, sedotannya tak kalah dengan kuluman Linda, bahkan meski Kontolku hampir 15cm, dia memasukkannya semuanya hingga mencapai tenggorokannya, aku menggelinjang keenakan karenanya. Lalu dia memasangkan kondom ditangannya ke Kontolku, dan dia minta Linda untuk berbaring terlentang, tanpa diminta sekalipun aku tau maksudnya, akupun maju dan mengarahkan Kontolku ke Memek Linda, bless… pelan-pelan ku mainkan peranku, Linda pun merintih keenakan, sambil memainkan payudaranya, sesekali kucium dia, atau kadang Bossku yang menciuminya, atau menciumiku, karena Badanku membungkung sedang menyetubuhi Linda, Bossku pun berdiri di depanku, diarahkannya Kontolnya ke mukaku, kembali sambil bergoyang mengentot Linda akupun mengulum Kepala Kontol Bossku yang ranum itu, kumainkan Kulupnya dalam mulutku, diapun mengerang-ngerang sambil meraba bokongku, dan tiba-tiba saja rabaannya sampai dilubang pantatku. Dia lalu berpindah berdiri di belakangku, aku diisyaratkan untuk melambatkan gerakan pinggul dan bokongku, ternyata Bossku memasukkan lidahnya ke lubang pantatku, Uhhh… aku tidak bisa menuliskan bagaimana enaknya, sesekali dimasukkannya jarinya kedalam lubang pantatku, Lalu dia membuka kondom yang lain, dipasangkannya ke Kontolnya, setelah itu diolesinya Kondom itu dengan ludahnya. Uhhhh… aku mengerang saat Bossku memasukkan kontolnya ke lubang pantatku, sakit… sehingga aku terdiam dan gerakanku yang menikmatkan Linda terhenti, dia mencabutnya, dan untuk beberapa saat aku masih merasa kesakitan, namun begitu agak reda, kembali memasukkannya perlahan-lahan, dan setelah masuk semua dia berbisik, “goyang rey…” Ah… akhirnya akupun merasakan nikmat yang tiada tara,
Kontolku dijepit Memek Linda yang hangat, semenatara Bossku yang putih gendut memelukku dari belakang sambil menciumiku dia mengentot lubang pantatku. Uh… luar biasa… entah aku berada di surga tingkat berapa saat itu, setelah beberapa saat bergoyang bersama, akhirnya aku merasa akan tiba saatnya, akupun ber bisik: “Aku mau keluar…” tapi Bossku bilang “tahan… tunggu…” sambil dia mempercepat rojokan Kontolnya ke pantatku. Beberapa saat kemudian dia mencabutnya. Karena Geloraku sudah memuncak maka kupercepat maju mundurku mengentot Linda Lindapun mendesis-desis, dan ternyata bosku sudah melepas kondomnya dan menaruh Kontolnya didepan mukaku sambil mengocoknya… setelah aku melihat Kontol itu, segera saja kusergap, ku kulum dengan napsuku bersamaan dengan goyanganku yang menggelora mengentot Linda. Dan akhirnya akupun mendapatkan Klimaksku. Bersamaan dengan itu kembali Kontol Bossku menyemburkan Spermanya didalam mulutku… Uh…. Ejakulasi yang sempurna, saat Spermaku mengucur di dalam kondom dalam Memek Linda, Sperma Bossku yang Kental dan Gurih itupun kembali membanjiri mulutku. Belum pernah aku merasa senikmat ini.
Beberapa saat kamipun lemas dan terhempas duduk di sofa, Linda menyandarkan kepalanya dipundakku, Bossku tersenyum dan bergantian menciumi kami berdua… Dia tersenyum ke arahku … dan kamipun tertawa kecil bersama.

Sataat aku hanya berdua dengan Bossku di mobilnya, dia berkata:
Rey… kamu tuh nggak jelek kok, lumayan cakep, apalagi sepongan kamu… sepongan cewek dua itu ngga bisa dibandingin sama kamu. Aku hanya diam saja, kutoleh Bossku dan kamipun saling tersenyum. Boss, betapa gantengnya kamu, anda aku bisa sepertimu…..